CORETAN INFORMASI ADI SUYAHMAN NAINGGOLAN

Minggu, 30 Desember 2012

Kumpulan Soal Latihan Try Out UN SD/MI 2013



Soal Ujian Nasional (UN) 2013 untuk SD/MI tidak akan jauh beda dengan soal UN SD/MI tahun 2012 yang lalu. Ini karena materi yang dimuat dalam kisi-kisi UN SD/MI yang akan diujikan dalam UN 2013 tidak jauh berbeda dengan kisi-kisi soal UN SD/MI 2012.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah merilis kisi-kisi soal UN 2013 untuk tingkat SD/MI. Sepertinya tahun lalu, kisi-kisi UN SD/MI ini mencangkup 3 mata pelajaran yang akan diujikan pada UN 2013, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Untuk membantu meraih sukses dalam UN para guru memberikan pelajaran tambahan atau pendalaman materi sesuai Kisi-kisi soal UN SD/MI 2013. Membedah kisi-kisi ujian nasional SD/MI 2013 dan melakukan try out atau uji coba mengerjakan Soal Latihan UN SD/MI. Ini ada kumpulan soal latihan UN SD/MI tahun lalu yang bisa didownload dan dijadikan bahan try out UN.

Kumpulan Soal Latihan UN Bahasa Indonesia
Download Prediksi Soal UN SD Bahasa Indonesia 1
Download Prediksi Soal UN SD Bahasa Indonesia 2
Download Prediksi Soal UN SD Bahasa Indonesia 3
Download Prediksi Soal UN SD Bahasa Indonesia 4

Kumpulan Soal Latihan UN Matematika
Download Prediksi Soal UN SD Matematika 1
Download Prediksi Soal UN SD Matematika 2
Download Prediksi Soal UN SD Matematika 3
Download Prediksi Soal UN SD Matematika 4
Download Prediksi Soal UN SD Matematika 5

Kumpulan Soal Latihan UN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 4
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 5
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 6
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 7
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 8
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 9
Download Prediksi Soal UN SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 10 

Klik tautan di atas untuk mendownload kumpulan soal latiahn try out UN SD/MI. File soal disimpan situs berbagi file yang bisa didownload dengan mengikuti langkah-langkah yang ditentukan oleh situs berbagi tersebut. Semoga kumpulan soal latihan UN SD/MI di atas dapat membantu guru, orang tua siswa dan siswa kelas VI SD/MI dalam mempersiapkan diri menghadapi UN 2013

Cara Mengecek Data Siswa & PTK di Server Pusat



Beberapa bulan terakhir ini sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) diminta untuk melakukan pendataan ataupun updating data lewat Aplikasi Pendataan dari Kemendikbud. Pendataan ini meliputi data sekolah, sarana dan prasarana sekolah, daftar rombongan belajar, daftar siswa, dan daftar pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk itulah sekolah menugaskan salah tenaga pendidiknya untuk menjadi operator Aplikasi Pendataan Pendidikan yang bertugas menginput data dan mengirimkannya ke server pusat. Aplikasi Pendataan Pendidikan yang terbaru, bisa didownload di sini. Setiap sekolah memiliki kode registrasi yang berbeda-beda, ketika proses penginstalan aplikasi ke komputer.

Setelah semua data yang diminta di Aplikasi Pendataan terisi, selanjutnya operator mengirimnya melalui aplikasi pendataan yang terkoneksi internet. Hasil data yang sudah diinput dan dikirim ke server pusat Info Pendataan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan hasilnya secara umum bisa dilihat di websitenya.

Bagi guru atau tenaga kependidikan yang ditugaskan menjadi operator Aplikasi Pendataan bisa mengecek data sekolah, siswa, sarpras, dan PTK yang sudah dikirim (diupload). Untuk mengecek data yang terkirim ke server pusat, operator dapat mengeceknya lewat aplikasi yang dijalankan secara online, yang tidak jauh berbeda dengan Aplikasi Pendataan yang sudah terinstal di komputer.

Cara Mengecek Data Siswa & PTK yang Terkirim ke Server Pusat
1. Buka Web Manajemen Pendataan [ klik di sini ]



2. Masukan Username dengan mengetik email yang dipakai operator untuk masuk ke Aplikasi Pendataan. Begitupun juga dengan password, jangan sampai salah mengetikkannya.


3. Anda diminta menunggu, dan jika berhasil masuk,akan menemukan halaman seperti ini.


Dari Manajemen Pendataan itu, Anda bisa dapat informasi tentang input data yang sudah dilkukan, mulai Data sekolah yang terdiri dari data siswa, sarpras, rombel, dan PTK. Tersedia juga informasi Daftar register pengiriman, untuk mengecek status file dan verifikasi

Anggaran Kurikulum Baru Rp 684 M, Akankah Tingkatkan Kualitas Pendidikan?



Proses perubahan kurikulum sudah memasuki tahap uji publik, sudah banyak masukan yang diberikan terkait rencana perubahan kurikulum. Meskipun demikian, untuk anggaran yang akan digunakan untuk pengadaan buku dan persiapan guru akan oleh DPR RI belum disetujui sampai Panitia Kerja (Panja) Kurikulum memberikan rekomendasi. Sedangkan anggaran untuk pelaksanaan uji publik di berbagai kota yang ada di Indonesia tidak menjadi permasalahan oleh Panja Kurikulum.

Menurut salah satu anggota komisi X DPR RI, pola penganggaran untuk pelatihan guru masih membingungkan. Ini disebabkan pihak Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kemendikbud mengaku tidak ada penganggaran untuk pelatihan guru dalam rangka persiapan kurikulum baru, yang ada anggaran untuk bimbingan teknis.

Berdasarkan data yang dipegang oleh Panja Kurikulum dari Kemendikbud, anggaran kurikulum 2013 ini mencapai Rp 684,4 milyar yang terbagi menjadi Rp 513,8 milyar dan Rp 170,6 milyar. Dengan rincian sebagai sebagai berikut :

Direktorat PSD untuk kurikulum: Rp 269,3 milyar
Direktorat PSMP untuk kurikulum: 130,1 milyar
Direktorat P2TK untuk bimbingan teknis guru: Rp 114,4 milyar
Total: Rp 513,8 milyar

Direktorat PSMA: 3,6 milyar
Penyediaan buku pegangan guru: Rp 4,4 milyar
Penyediaan buku silabus kurikulum: Rp 4,4 milyar
Penyediaan buku siswa: Rp 84,1 milyar
Direktorat PSMK untuk penyediaan buku pegangan guru: Rp 3,7 milyar
Penyediaan buku silabus kurikulum (SMK): Rp 3,7 milyar
Penyedin buku siswa (SMK): Rp 66,7 milyar
Total: Rp 170,6 milyar.
*) Sumber: Kompas (20/12/2012)

Dengan adanya perubahan kurikulum baru anggaran yang dibutuhkan pun juga membengkak dan belum tentu kualitas pendidikan Indonesia 2013 akan meningkat. Ade Haryani seorang praktisi pendidikan berpendapat, peningkatan kualitas pendidikan Indonesia untuk tahun baru 2013 sebaiknya lebih kepada pemerataan pendidikan dan pembebasan biaya pendidikan bagi siswa kurang mampu di seluruh wilayah.

Ade Hrayani seperti dilansir dari Antara (26/12/2012), juga berharap agar pemerintah benar-benar tepat sasaran dalam memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana tersebut jangan digunakan untuk kegiatan yang mengada-ada.

Banyak kalangan berpendapat perubahan kurikulum tidak selalu menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Metode pembelajaran, proses pembelajaran, tenaga pengajar berkualitas, dan fasilitas belajar yang akan banyak berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah mengeluarkan anggaran biaya besar untuk perubahan kurikulum 2013, tetapi hal itu belum tentu akan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Rabu, 26 Desember 2012

Kata Kerja Operasional untuk Merumuskan Indikator di RPP


Indikator dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Indikator tersebut ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Indikator dalam RPP dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Kata Kerja Operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya). Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator pembelajaran.

Dalam menyusun RPP dan merumuskan indikator pembelajaran, seorang guru memerlukan kata kerja operasional sebagai langkah konkret untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berikut ini adalah daftar kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam merumuskan indikator pembelajaran, baik menyangkut aspek Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor.


ASPEK KOGNITIF

No

KOMPETENSI

INDIKATOR KOMPETENSI

1
Knowledge(Pengetahuan)Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan, memberi nama, memberi label, dan melukiskan.

2
Comprehension(Pemahaman)Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.

3
Application(Penerapan)Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah, mengatasi, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.

4
Analysis (Analisis)Menguraikan, membagi-bagi, memilih, dan membedakan.

5
Synthesis (Sintesis)Merancang, merumuskan, mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.

6
Evaluation (Evaluasi)Mengkritisi, menafsirkan, mengadili, dan memberikan evaluasi.

ASPEK AFEKTIF

No

KOMPETENSI

INDIKATOR KOMPETENSI

1
Receiving(Penerimaan)Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan.

2
Responding(Menanggapi)Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.

3
Valuing (Penanaman nilai)Menginisiasi, mengundang, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.

4
Organization(Pengorganisasian)Memverifikasi, menyusun, menyatakan, menghubungkan, dan mempengaruhi.

5
Characterization(Karakterisasi)Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini

ASPEK PSIKOMOTOR

No

KOMPETENSI

INDIKATOR KOMPETENSI

1
Observing(Pengamatan)Mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi

2
Imitation (Peniruan)Melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur, dan menggunakan sebuah model.

3
Practicing(Pembiasaan)Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.

4
Adapting(Penyesuaian)Menyesuaikan model, mengembangkan model, dan menerapkan model.

Itulah pedoman dalam menggunakan kata kerja operasional yang digunakan untuk merumuskan indikator pembelajaran dalam menyusun RPP untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mengukur keterlaksanaannya, mencangkup kompetensi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Senin, 10 Desember 2012

Uji Publik Pengembangan kurikulum 2013

PENGANTAR
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran; (b) Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan]; (c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Tiga faktor lainnya juga menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 adalah, pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.
Selanjutnya, seperti yang akan Anda temukan nanti, berbagai aspek dalam Pengembangan Kurikulum 2013 dapat Anda beri tanggapan melalui laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ini. Anda dapat menggunakan kesempatan baik ini untuk memberi masukan, kritik, dan saran hingga tanggal 24 Desember 2012.
Untuk memaksimalkan uji publik serta agar setiap tanggapan dapat kami rekam dengan baik guna pengolahan lebih lanjut, pelaksanaan uji publik ini dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:
  1. Anda diminta mengunduh rancangan Kurikulum 2013 yang tersedia dalam bentuk PDF pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ini (klik disini untuk mengunduh).
  2. Dalam setiap halaman rancangan Kurikulum 2013 tersebut, terdapat ruang untuk Anda memberi tanggapan.
  3. Bilamana Anda hendak memasukkan tanggapan melalui laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id, kami minta Anda terlebih dahulu mengisi identitas diri dalam lembar isian yang tersedia.
Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan lebih lanjut bisa melalui email: ujipublik.kurikulum@kemdikbud.go.id
Atas partisipasi Anda dalam Pengembangan Kurikulum 2013 kami sampaikan terima kasih.

Salam,
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Minggu, 28 Oktober 2012

Pengembangan Kurikulum Sd

a. Konsep dasar kurikulum

1. Kurikulum menurut saya adalah rencana, petunjuk dan pedoman yang digunakan dalam pendidikan. Kurikulum berisikan tujuan pendidikan yang ingin dicapai dengan isi yang disesuaikan dengan tujuan serta metode yang digunakan dalam penyampaiannya. Evaluasi untuk menguji apakah tujuan yang terdapat dalam kurikulum dapat tercapai atau belum. Kurikulum sebagai suatu ide/konsep, rencana yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar serta kurikulum sebagai hasil belajar yang menjadi ukuran keberhasilan pendidikan.

2. Jika sebuah lembaga pendidikan dalam pembelajaran tidak mengggunakan kurikulum.
• Pendidikan tidak akan mampu menyesuaiakan dengan lingkungan masyarakat. Dengan kurikulum akan mampu menciptakan individu yang bisa menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Pendidikan akan mamapu mengimbangi kondisi masyarakat yang dinamis.
• Tidak akan terpadu antara individu atau individu dengan masyarakat. Karena tanpa kurikulum tidak ada hubungan yang harmonis, kerjasama serta pemecahan masalah cenderung diselesaikan sendiri. Tak ada integrasi anatara pendidikan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
• Potensi yang ada dalam peserta didik kurang dapat dikembangkan, tanpa kurikulum keunikan peserta didik akan terabaikan. Dengan kurikulum akan mampu mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif.
• Peserta didik tidak akan memilki persiapan untuk hidup ditengah kehidupan sosial, pendidikan yang diperoleh tidak memeberikan pengalaman-pengalaman yang digunakan untuk bekal hidup bermasyarakat.
• Tugas perkembangan peserta didik tidak berkembang dengan baik dan lancar. Pelayanan terhadap kebutuhan anak tidak akan bisa tepat dan maksimal, sehingga pengembangan bakat dan minat peserta didik kurang.
• Pendidikan tidak akan mampu menemukan kelemahan yang dialami lewat ujian. Tanpa kurikulum akan menebabkan peserta didik tidak mampu memahami dirinya, mengarahkan dirinya, mengembangangkan diri dan menysesuaikan dengan masyarakat.

3. Kelebihan dan kelemahan penerapan model pembelajaran yang berorientasi kepada hak azazi anak.

Kelebihan:

  • Semua hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak akan terwujud, karena tanapa membeda-bedakan semua pendidikan diberikan kepada seluruh anak.
  • Tidak ada jurang pemisah antara anak, karena semua diberi pelayanan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.
  • Terjadi hubungan yang harmonis antara peserta didik (anak) karena mereka dapat bekerja sama dan berinteraksi dalam pendidikan yang baik.
  • Menguatkan mereka yang lemah dan menjadikan tidak sombongmereka yang lebih, semuanya akan dapat memahami dirinya sendiri-sendiri yang memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

Kelemahan:
  • Kesulitan untuk mengembangkan model pembelajaran, karena heterogennya peserta didik.
  • Membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mengembangakannya.
  • Rentan terjadi ketidak puasan jika sedikit saja kebutuhan tidak dipenuhi.

4. Perdebatan eksistensi kurikulum dan pembelajaran selama ini iabarat mempertanyakan lebih dahulu mana antara telor dengan ayam. Sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berhubungan, seperti dua sisi mata uang. Kurikulum akan membantu pendidikan lebih terprogram dengan baik karena di dalamnya akan direncanakan dan ditentukan isi untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan pembelajaran sendiri menjadikan proses penentuan kurikulum yang itu lebih baik, karena dalam pembelajaran berarti ada praktek langsung dari kurikulum tersebut dan bisa dideteksi kelebihan dan kekurangannya. Dan bisa dicarikan jalan keluar untuk dapat memeperbaiki kurikulum tersebut agar menjadi lebih sempurna. Keduanya salin terkait dan saling mempengaruhi dan keduanya juga sama-sama penting, seperti soal di atas (A.2) kurikulum memiliki fungsi untuk menuangkan ide atau konsep dan menjabarkan dalam bentuk yang lebih mudah dilaksanakan dan dipahami dalam proses pembelajaran.

b. Langkah-langkah untuk mengembangkan Muatan lokal.
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah.
Menelaah dan mendata keadaan dan kebutuhan daerah, dan data dapat diperoleh dari bappeda, instasi, perguruan tinggi, badan uasaha atau industri dan lembaga sosial masyarakat. Sehingga akan dikethaui potensi dari daerah baik meliputi sosial, ekonomi, budaya dan kekayaan alam.

2. Mengidentifikasi fungsi dan komposisi mata pelajaran.
Dari potensi yang ada maka dapat menentukan pemenuhan untuk mengembangak potensi tersebut. Misalnya denan melestariakan budaya dan mengembangkannya, meningkatkan ketrampilan, berwiraswasta, atau pengguasaan bahasa inggris.

3. Menentukan bahan kajian muatan lokal.
Mengkaji kemungkinan muatan lokal yang mungkin untuk diangkat, sebagai bahan kajian, dalam mengembangakan kajian muatan lokal harus memperhatiakan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, kemempuan guru, tersedaianya sarana, dll.

4. Menyusun GBPP atau silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan lokal lainnnya.
Yang dalam langkahnya juga melalkukan bebrapa langkah lanjutan yaitu:
Menentukan tujuan dan kompetensi pembelajaran
Menentukan sub pokok bahasan
Mengorganisasi materi atau bahan kajian muatan lokal ke dalam satuan pendidikan, kelas, semester.

c. Langkah-langkah untuk mengembangkan sekolah inklusif:
1. Menentuan kurikulum.
Kurikulum pendidikan inklusif adalah kurikulum nasional dan kurikulum lokal, dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integritas antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, sistematik, linear, dan konvergen untuk memenuhi tuntutan masa kini dan yang akan datang sesuai dengan kadar potensi masing-masing siswa.

2. Menentukan Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran)
Untuk semua kelas dan semua sekolah sama, hanya perbedaannya terletak pada waktu penyelesaian kurikulum tersebut lebih dipercepat atau diperlambat sesuai kondisi sekolah masing-masing. Percepatan atau perlambatan tersebut didasarkan pada kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi isi kurikulum dan mengefektifkan sistem pembelajaran dengan mengurangi pembahasan materi yang tidak esensial.

3. Melakukan Pendekatan PBM diarahkan kepada terwujudnya proses belajar tuntas.
Selain itu strategi pembelajaran diarahkan untuk dapat memacu siswa aktif dan kreatif sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing, dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, pengembangan kreatifitas, disiplin, pengembangan persaingan dan kerjasama, pengembangan kemampuan holistik, pengembangan berpikir elaborasi, pelatihan berpikir induktif dan deduktif, serta pengembangan IPTEK dan IMTAQ secara terpadu.

Dalam pelaksanaan PBM, guru menekankan kepada hal-hal sebagai berikut:
(1) Pelayanan individual (bukan klasikal).
(2) Menggunakan buku paket, buku pelengkap, buku referensi, dan modul.
(3) Menggunakan LKS yang dibuat sendiri.
(4) Menggunakan media audio visual (multi media).
(5) Menggunakan sarana laboratorium (lab. Kimia, lab. Fisika, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, dan internet) sesuai dengan kebutuhan atau laboratorium alam (misalnya : kebun, sawah, dsb) sesuai kondisi sekolah.
(6) Melakukan kunjungan ke objek-objek tertentu yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari.
(7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar di luar kegiatan sekolah formal melalui media lain, misalnya GPK, radio, televisi, internet/komputer, wawancara pakar, kunjungan ke musium, dan sebagainya.

Sumber: sekolahdasar.net

Pedoman dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru


"Tak Hanya Kompetensi, Kinerja Guru Juga Akan Diuji" menjadi judul berita salah satu portal berita di kanal edukasinya (23/10/2012). Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penilaian kinerja guru di tahun 2013 sepertinya akan benar-benar dilaksanakan. Penilaian kinerja guru ini juga akan dilakukan per individu sama seperti yang diterapkan pada Uji Kompetensi Guru (UKG).

Kelihatannya Kemendikbud (pemerintah) akan menjalankan kurikulum baru dengan diikuti peningkatan kualitas guru. Apalagi sebelumnya penyelenggaraan UKG juga menuai pro-kontra. Mau tidak mau, untuk menghindari anggapan kebijakan yang kurang tepat, semua akan mendapatkan pembaruan, mulai kurikulum baru, penilaiaan kinerja atau bahkan pengangkatan calon guru.

Sosialisasi penilaian kinerja (PK) guru sudah dilaksanakan jauh hari. Penilaian kinerja guru dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, dengan kualitas layanan profesi yang bermutu. Menemukan secara tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus membantu pengembangan karir guru sebagai tenaga profesional.

Hasil dari penilaian kinerja guru akan dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Hasil penilaian kinerja guru juga digunakan sebagai dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Agar lebih jelas dan memahami tentang Penilaian Kinerja Guru, Bapak ibu bisa mendownload file Pedoman Penilaian kinerja Guru dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru, pada link tautan di bawah ini :
Download Pedoman Penilaian Kinerja Guru
Download Instrumen Penilaian Kinerja Guru

Sumber: sekolahdasar.net

SIAPKAH GURU MENGHADAPI PKG 2013?

Oleh: Ali Ansori, S.S, M.Pd
Widyaiswara LPMP Prov. Kep. Bangka Belitung


Menjelang pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) 2013 yang dikhususkan bagi guru yang sudah bersertifikasi, para guru dituntut untuk mempersiapkan diri terutama di beberapa aspek dalam lingkup kompetensi pedagogik dan professional mereka. Diantara aspek yang dimaksud adalah kegiatan perancangan, pelaksanaan yang mencakup kegiatan awal, inti dan akhir. Sedangkan aspek yang ketiga adalah evaluasi. Bagaimana seharusnya para guru menyongsong program yang sangat menentukan karir kedepan mereka tersebut? Be creative!, mungkin itulah jawaban idealnya. Tulisan ini bermaksud menggugah setiap guru untuk selalu mengasah lebih tajam kreatifitasnya masing-masing. Sebab dengan menjadi kreatiflah ia yang bersangkutan dapat menunjukkan kinerja yang baik, bahkan baik sekali saat mengikuti PKG nanti. Namun, yang lebih penting adalah ia mampu menunjukan keprofesionalan dalam melaksanakan tugas secara berkesinambungan kapanpun dan dimanapun.

Berangkat dari pelbagai fakta dan pengalaman di lapangan dalam berinteraksi dengan para pendidik di semua level pendidikan melalui kegiatan diklat, magang, monitoring dan evaluasi, dapat penulis gambarkan bahwa kompetensi pedagogik dan profesional guru masih perlu ditingkatkan. Tuntutan agar para guru memiliki kreatifitas yang berkesinambungan dalam dua kompetensi diatas merupakan suatu hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan mustahil diabaikan. Ini berarti bahwa guru membutuhkan dorongan yang maksimal untuk melakukan itu, baik dari internal guru itu sendiri maupun eksternal dirinya.

Menurut Prof. Dr. Selo Soemardjan, kreatifitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Jadi, setiap orang sebenarnya memiliki potensi kreatif, namun dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.

Carl Rogers menyebutkan tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu: Pertama, Keterbukaan terhadap pengalaman. Kita tahu bahwa tugas pokok guru adalah mengajar, mendidik dan melatih. Ketiga hal tersebut secara simultan terintegrasi dalam kegiatan rutinitas setiap guru di sekolah. Melalui rutinitas tersebutlah setiap guru sebenarnya bisa berefleksi, memikirkan kembali apa yang sudah dikerjakan, melakukan perencanaan baru untuk tindakan selanjutnya, dan melakukan tindakan baru yang relevan sambil selalu melakukan pengamatan untuk refleksi diri buat tindakan berikutnya. Begitulah seharusnya langkah-langkah tersebut berjalan membentuk lingkaran-lingkaran kreatifitas, dimana guru terus belajar melalui pengalaman-pengalamannya sendiri. Experience is the best teacher. Jadi sebenarnya melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan langkah yang tepat bagi guru untuk membuat perubahan-perubahan yang konstruktif dalam pembelajaran. Karena menurut Depdiknas, PTK merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif, dilakukan oleh pelaku tindakan atau guru, dan dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Melalui PTKlah nantinya perbaikan pembelajaran, profesionalisme, self confidence, pengembangan pengetahuan dan keterampilan, peningkatan hasil belajar, dan peningkatkan kualitas pendidikan akan muncul.

Kedua, kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation). Dari pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan, setiap guru seharusnya dapat memetakan dirinya sendiri sehingga terbentuklah profil diri berupa kekuatan atau kelemahan kinerjanya. Profil diri tersebutlah yang akan membantunya dalam mengevaluasi diri untuk melaksanakan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, ketika ia menemukan dirinya lemah dalam pelaksanakan proses belajar mengajar yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar dan rendahnya motivasi belajar siswa, maka berarti yang bersangkutan harus meningkatkan kompetensi pedagogiknya melalui berbagai kegiatan yang relevan dan menunjang seperti membaca berbagai sumber mengenai cara mengajar yang tepat, mengikuti seminar, lokakarya tentang pengelolaan kelas, melakukan peer teaching dan lain sebagainya.

Yang ketiga adalah berani bereksperimen, yaitu kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, guru sebagai agent of change harus berani mencoba melakukan segala bentuk eksperimen, karena dari percobaan-percobaan tersebutlah yang bersangkutan mampu meningkatkan kompetensi diri, menemukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran. Bahkan, ia akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang joyful dan meaningful bagi para siswa di kelas karena mereka telah dilibatkan secara langsung, bertemu dengan banyak exposure, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang konkrit. Hal ini tentu relevan dengan apa yang dikatakan oleh seorang Confusius yang sangat populer dalam dunia pendidikan yang berbunyi I hear and I forget, I see and I believe, dan I do and I understand. Jadi, ujaran tersebut sebenarnya merupakan bentuk motivasi kenapa guru harus menerapkan pendekatan student-centered dalam pelaksanaan pembelajaran.

Drs.A.M.Heru Basuki, Mpsi., seorang dosen psikologi mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki ketiga ciri kreatifitas diatas, maka kesehatan psikologisnya sangat baik. Hal tersebut karena ia akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

Selain faktor-faktor internal tersebut, setiap orang juga bisa berkreasi jika ada dorongan dari luar. Bagi seorang guru, faktor-faktor eksternal yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individunya adalah faktor leadership, interpersonal dan environment. Menurut sebuah hasil penelitian dari Ohio State University bahwa faktor kepemimpinan di sekolah berpengaruh 71,4% terhadap kinerja guru. Jadi peran kepala sekolah sebagai pemimpin memberikan dampak yang besar bagi civitas akademik sekolah. Hal itu karena kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan kompetensi profesionalnya. Sebagai contoh, ketika seorang kepala sekolah bersikap responsif terhadap kebutuhan guru menjelang pelaksanaan PKG 2013, maka iapun mulai membuka kesempatan bagi para guru untuk melakukan pengembangan-pengembangan diri. Misalnya dengan memfasilitasi para guru dengan sarana prasarana berupa internet, bahan ajar, alat peraga dan media atau multi media pembelajaran yang variatif dan aplikatif sesuai dengan yang mereka butuhkan agar mereka lebih eksploratif dalam menyiapkan dan melakukan pembelajaran. Disamping juga ia memberi akses kepada setiap guru untuk bisa belajar mandiri atau dengan teman sejawat melalui pelaksanaan Lesson Studi sekolah atau PTK dan mengadakan berbagai kegiatan penunjang lainnya tentang pengelolaan kelas, pengembangan silabus dan RPP, penerapan pendekatan, metode, dan model pembelajaran melalui kegiatan workshop ataupun diklat. Dengan cara demikian, para guru akan termotivasi untuk selalu aktif dan kreatif dalam melaksanakan tupoksi mereka.

Faktor eksternal berikutnya adalah Interpersonal. Menurut Teori Multiple Intelligences (Gardner,1993), kemahiran interpersonal didefinisikan sebagai upaya untuk berinteraksi dengan orang lain dan memahami mereka. Pengajaran bisa diuraikan sebagai suatu proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan keterampilan supaya murid dapat mempelajari dan menguasainya dengan berkesan (meaningful). Proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan berkesan tanpa komunikasi yang berkesan. Oleh sebab itu untuk memastikan pengajaran dapat disampaikan dengan berkesan, guru-guru harus mempunyai kemahiran komunikasi interpersonal untuk menarik perhatian pelajar memahami apa yang coba disampaikan. Dengan kata lain, baik atau buruknya kaedah pengajaran dan pembelajaran yang dilahirkan dapat dihubungkan dengan corak komunikasi yang dipakai antara guru dan murid baik melalui lisan ataupun non lisan. Jadi, komunikasi interpersonal sangat penting dimiliki oleh setiap guru. Dengan komunikasi yang dimaksud guru bisa menciptakan interaksi yang baik antara ia dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam berbagai bentuk kegiatan pembelajaran, misalnya bertanya, diskusi, bercerita, presentasi dan lain sebagainya. Maka semakin baik komunikasi yang ia bangun, sebenarnya semakin baik pula upayanya untuk meningkatkan profesionalitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Hal ini tentu akan semakin mendorongnya untuk selalu berkreasi terus menerus guna mencari yang terbaik.

Sedangkan faktor yang terakhir adalah Environment. Secara eksplisit dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas antara lain adalah kompetensi guru, metode pembelajaran yang dipakai, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan alam, (psiko)sosial dan budaya (Depdikbud, 1994). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa lingkungan sekolah dimana rasa kebersamaan sesama guru tinggi, dukungan sarana memadai, target akademik tinggi, dan kemantapan integritas sekolah sebagai suatu institusi dapat mendukung pencapaian prestasi akademik siswa yang lebih baik. Selain dari itu, ditemukan juga bahwa iklim kerja sekolah dimana pemberdayaan guru menjadi prioritas adalah sangat esensial bagi keefektifan sekolah yang pada muaranya mempengaruhi prestasi siswa secara keseluruhan. Jadi, lingkungan sekolah yang kondusif dapat mendorong ke prilaku positif seorang guru. Ia akan menjalankan tugas dan perannya secara optimal karena ia dapat berkreasi mengembangkan ide-ide yang ia punya menjadi suatu yang bermakna.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat penulis katakan bahwa guru yang kreatif dapat dicirikan dari kemampuannya dalam melaksanakan tupoksi secara profesional, antara lain: 1), mampu mengekspos siswa pada hal-hal yang bisa membantu mereka dalam belajar, 2) mampu melibatkan mereka dalam segala aktivitas pembelajaran, 3) mampu memberikan motivasi buat siswa baik secara verbal maupun non verbal, 4) mampu mengembangkan strategi pembelajaran (penerapan pendekatan, metode, model dan tehnik) dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakter materi, 5) mampu menciptakan pembelajaran yang joyful dan meaningful, 6) mampu berimprovisasi dalam proses pembelajaran 7), mampu membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan aplikatif, 8) mampu membuat dan mengembangkan bahan ajar yang variatif dan 9) mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

Kreatifitas mendatangkan perubahan. Kalimat itulah yang mungkin harus selalu dipegang oleh para guru, sehingga mereka berpikir bahwa keterpanggilan untuk berkreasi ternyata merupakan suatu tuntutan yang wajar. Bahkan sebaliknya, tidaklah wajar jika tidak ingin berkreasi. Kita selalu ingat slogan sebuah perusahaan otomotif yang berbunyi : “inovasi tiada henti”. Artinya bahwa, jika mereka tidak cepat berinovasi, maka konsekwensi logisnya mereka akan sulit maju terdepan bahkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Jadi, sangat menarik sekali bila guru dengan meminjam istilah tersebut selalu berusaha untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam melaksanakan tupoksinya. Kreatif berarti berani berubah, karena dapat memberikan spectrum hasil yang berbeda dari setiap tindakan yang berbeda.

Namun, guru tidak harus menunggu ketok palu PKG berbunyi dulu untuk berubah, karena mengubah paradigma lama menuju paradigm baru dalam melakukan pembelajaran adalah sebuah tuntutan bukan tawaran. Harus dilakukan sedini mungkin. Bahkan dalam hukum agama bisa dikatakan fardlu ‘Ain, yaitu suatu hal yang wajib dilaksanakan setiap individu. Dalam Al-Quran sendiri Allah subhanahu wata’ala menegaskan bahwa tidak akan berubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri mengubahnya (Arro’du: 11). Jadi, eksistensi manusia itu ada justru karena perubahan itu sendiri.

sumber : sekolahdasar.net

RPP AGAMA KATOLIK SD KELAS 1 SAMPAI 6

Bagi anda yang membutuhkan RPP agama katolik Berkarakter sd kelas 1 sampai 6 silahkan download pada link di bawah ini :

Salam manis dan hangat buat teman yang mendownload dari ADI SUYAHMAN NAINGGOLAN.
Jangan lupa komentnya di kolom komentar yach!

RPP AGAMA KATOLIK KELAS 1SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 1SEM 2
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 2SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 2SEM 2
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 3SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 3SEM 2
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 4 SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 4 SEM 2
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 5 SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 5 SEM 2
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 6 SEM 1
RPP AGAMA KATOLIK KELAS 6 SEM 2

Jumat, 19 Oktober 2012

RPP AGAMA KATOLIK SD KELAS 6

-->
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(  R P P  )
 
SEKOLAH                         :     SD Negeri No. 10 Pasaran I
Mata Pelajaran                   :     Agama Katolik
Kelas / Semester                  :     VI / 2
Standar Kompetensi          :     1.         Yesus Kristus dan Gereja
                                                               Memahami perjuangan tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Yesus Kristus sebagai tokoh puncaknya dan dilanjutkan para pengikut Kristus (Gereja) dalam upaya membangun kehidu-pan masyarakat sesuai dengan kehendak Allah, sehingga mereka mampu mewujudkan-nya dalam kehidupan mereka sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia
Kompetensi Dasar              :     2.1       Memahami dan menyadari kesetiaan Allah akan memenuhi janji-Nya untuk menyelamatkan  umat manusia melalui para nabi
Indikator Pencapaian Kompetensi :     
§  Menceritakan kembali kisah tentang perbuatan seseorang atau sekolompok orang yang melakukan perbuatan yang kelihatannya enak tetapi menyesatkan dan merugikan dirinya sendiri dan orang lain
§  Menjelaskan cara-cara Nabi Elia mengingatkan dan meyakinkan bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah (1 Raja 18: 20 - 46)
§  Menceritakan kembali kisah kehidupan seorang ibu yang baik selalu berdoa bagi keselamatan anaknya yang sering menyakiti hatinya
§  Menyebutkan nubuat nabi Yesaya yang menyatakan bahwa Allah tetap menyertai umat-Nya dan akan mengirim Juru Selamat (Yes 10: 24-27a; 11: 1-10; 40: 1-5, 8 - 13)
§  Mengungkapkan pendapat tentang akibat keserakahan yang dilakukan oleh sementara orang di keluarga, atau masyarakat sekitarnya
§  Menyebutkan situasi masyarakat pada jaman Nabi Amos (Am 1-6) 
§  Menjelaskan tugas-tugas Nabi Amos, yang adalah memberi peringatan kepada bangsa Israel dan menyampaikan janji keselamatan dari Allah (Am 1-6)
Jenis Test                            :     Terstruktur
Aspek / Skill                        :     Efektif psikomotorik
Alokasi Waktu                    :     2  X  pertemuan  (  4  X  35  )
A.            Tujuan Pembelajaran.
Pertemuan    1
Pada akhir pelajaran siswa dapat  :
§  Berlatih mengucapkan doa yang disusun oleh guru yang berisi ucapan
§  Menjelaskan pesan Nabi Elia, dalam sejarah keselamatan
§  Membiasakan diri senang berdoa.
Pertemuan    2
        Pada akhir pelajaran siswa dapat  :
§  Menjelaskan peran nabi  Yesaya dalam sejarah keselamatan
§  Menjelaskan peran nabi Amos dalam sejarah keselamatan

Nilai Karakter siswa yang diharapkan  : 
§  Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif  : 
§  Patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
§  Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain
§  Percaya diri (keteguhan hati, optimis).
§  Berorientasi pada tugas (bermotivasi, tekun/tabah, bertekad, enerjik).
§  Pengambil resiko (suka tantangan, mampu memimpin)
§  Orientasi ke masa depan (punya perspektif untuk masa depan)

B.           Materi Pembelajaran.
Pertemuan    1.
§  Nabi Elia
§  Nabi Yesaya
Pertemuan    2.
§  Nabi Amos

C.          Metode / Tehnik.
§  Demonstrasi
§  Ceramah

D.          Langkah-langkah kegiatan  :
Kegiatan awal  :
§  Berdoa, apersepsi  :  kisah kehidupan seorang ibu yang baik selalu berdoa bagi keselamatan anaknya yang sering menyakiti hatinya
§  Penjelasan tentang pesan Nabi Elia, dalam sejarah keselamatan
Kegiatan inti  :
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
§  Mengajak anak untuk menirukan doa yang diucapkan oleh guru (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
§  Penjelasan tentang peran nabi  Yesaya dalam sejarah keselamatan (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
§  Penjelasan tentang peran nabi Amos dalam sejarah keselamatan (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
§  Menirukan sikap doa yang benar. (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,Siswa :
§  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
§  bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
Kegiatan Akhir  :
§  Intisari mengenai  keanekaragaman suku, agama, budaya, dan bahasa dapat bersatu dalam negara Indonesia merupakan anugerah Tuhan (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
§  Memuji Tuhan (  kawan-kawan ingatlah untuk berdoa  ) (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)
§  Berdoa  (  penutup  )  (nilai yang ditanamkan: Religious, Jujur, Disiplin, Kerja keras, Bersahabat/  komunikatif)  

E.           Sumber Belajar  :
§  Mzm 67: 1-8, Mzm 8: 1-10)
§  Guru dan peserta didik.
§  Buku KTSP

F.           Penilaian.
RANAH  PENILAIAN
1)      Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi
-      Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi
-      Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah: Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6).

2)      Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex.
-      Ciri ranah penilaian afektif yaitu pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan.
-      Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi.

3)      Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
-      Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan  perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif



Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
§  Menceritakan kembali kisah tentang perbuatan seseorang atau sekolompok orang yang melakukan perbuatan yang kelihatannya enak tetapi menyesatkan dan merugikan dirinya sendiri dan orang lain
§  Menjelaskan cara-cara Nabi Elia mengingatkan dan meyakinkan bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah (1 Raja 18: 20 - 46)
§  Menceritakan kembali kisah kehidupan seorang ibu yang baik selalu berdoa bagi keselamatan anaknya yang sering menyakiti hatinya
§  Menyebutkan nubuat nabi Yesaya yang menyatakan bahwa Allah tetap menyertai umat-Nya dan akan mengirim Juru Selamat (Yes 10: 24-27a; 11: 1-10; 40: 1-5, 8 - 13)
§  Mengungkapkan pendapat tentang akibat keserakahan yang dilakukan oleh sementara orang di keluarga, atau masyarakat sekitarnya
§  Menyebutkan situasi masyarakat pada jaman Nabi Amos (Am 1-6) 
§  Menjelaskan tugas-tugas Nabi Amos, yang adalah memberi peringatan kepada bangsa Israel dan menyampaikan janji keselamatan dari Allah (Am 1-6)
§  Lisan
§  Unjuk kerja
§  Perilaku

§  Pertannyaan,lisan, Isian dan kreatifi-tas
§  Sebutkan cara-cara Nabi Elia mengingatkan dan meyakinkan bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah !
§  Sebutkan nubuat nabi Yesaya yang menyatakan bahwa Allah tetap menyertai umat-Nya dan akan mengirim Juru Selamat !
§  Jelaskan situasi masyarakat pada jaman Nabi Amos !
§  Jelaskan tugas-tugas Nabi Amos, yang adalah memberi peringatan kepada bangsa Israel dan menyampaikan janji keselamatan dari Allah !



Mengetahui                                                                  Pasaran I,
Kepala SD N 10 Pasaran I                                           Guru Agama Katholik
           



KOSMEN SIMARMATA                                       TIORISMA SINAGA, S.Ag
NIP. 123456789123456789                                        NIP. 198802102011012000